Kamis, 26 Juli 2018

HUT Ke-8 konsulat, KNPB ingatkan kembali semangat Papua merdeka

 Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Konsulat Indonesia kembali mengingatkan tentang tuntutan referendum yang disuarakan masyarakat papua dalam peringatan HUT KNPB konsulat ke-8 yang digelar di Tataran, Tonado, Sulawesi Utara.
Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Konsulat Indonesia, Hiskia Meage mengatakan diusia KNPB yang tak lagi muda, diingatkan tentang semangat agar mendorong dan berjuang untuk terwujudnya Papua yang merdeka. Menurutnya, KNPB adalah wadah yang bisa digunakan rakyat Papua untuk memperjuangkan nasib di tanah kelahiran.
“KNPB terus bangkit dan ada di tengah-tengah rakyat dan bangsa Papua membawa rakyat untuk penentuan nasib sendiri dengan tuntutan referendum,” kata Hisikia kepada Jubi saat dihubungi melalui telpon selulernya, pada Kamis (26/7/2018).
Dalam kesempatan ini, Hiskia kembali menyinggung tentang hidup orang Papua yang sejak tahun 1961 hingga hari ini, tidak bisa menikmati hidup dengan baik. Menurutnya, ini semua terjadi karena adanya kepentingan imperialis dan kapitalis negara - negara di Dunia, dimana hanya memanfaatkan kekayaan alam Papua tanpa memikirkan bagaiaman masyarakat Papua hidup.
“Seperti kasus pembunuhan di Deiyai, Paniai, Timika dan Nduga. Maka itu KNPB konsulat dan KNPB seluruh Papua terus bersatu dan berjuang serta bisa selamatkan alam dan Manusia Papua,” kata Meage.
Meski berjuang untuk kemerdekaan Papua, Hiskia tak lupa meminta agar seluruh rakyat Papua terus menjaga sikap solidaritas tanpa membedakan suku, agama, bahasa, budaya dan ras.
"Karena Tuhan menciptakan kita sama dengan ciptaannya. Hanya saja kepentingan kapitalisme dan imperialisme serta sistem yang membuat hubungan antara kerukunan serta bersolidaritas merusak semuanya. KNPB mengajarkan untuk berjuang damai serta berjuang di kota, tanpa ada tindakan anarkis. Karena juang perjuangan kita ada damai,” tuturnya.
Sementara itu, perwakilan Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Indonesia (DPW-AMPTPI) Manado, Chiko Wonda mengatakan, mahasiswa adalah agen perubahan yang punya tanggung jawab untuk membebaskan rakyat Papua yang ditindas oleh sistem kolonial Pemerintah Indonesia. Ia mengajak seluruh mahasiswa Papua untuk bersatu untuk mewujudkan Papua yang merdeka.
"Maka itu bagaimana kita melihat rakyat papua yang tertindas oleh kolonial Indonesia. Maka mahasiswa Papua harus bersatu tanpa ada perbedaan.Mari kita bersatu tanpa membedakan ko (anda) gunung atau ko pantai tetapi kita adalah satu kesatuan untuk melawan ketidak adilan diatas tanah ini, karena perbedaan ini hanya diibangun oleh kolonial Indonesia untuk memecah belah orang Papua untuk bersatu,” ujar Chiko Wonda.
Ketua Pembebasan Kol-kot Manado yang juga mewakili Front Rakyat Indonesia untuk Pembebasan West Papua (FRI West Papua) Donisius Dipong menyatakan dukungannya sebagai WNI untuk perjuangan politik bangsa west Papua. Mneurutnya, apa yang diperjuangkan orang Papua adalah untuk masa depan orang Papua dimasa yang akan datang.
"Sebagai warga Negara Indonesia saya mendukung perjuangan politik bangsa West Papua  karena Orang Papua berjuang demi Masa depan dan alam Kekayaannya, tidak ada harapan orang Papua di masa depan jika masih degan NKRI, maka saya pesan orang Papua sadar, bersatu dan berjuang untuk menentukan hak dan nasibnya sendiri di atas Tanah,” katanya.
Peringatan HUT ke-8 KNPB ini dihadiri oleh pengurus, anggota dan ratusan massa KNPB Konsulat yang terdiri dari KNPB Konsulat Wilaya Makasar, Gorontalo, Minahasa Utara, Nyiur Melambai Manado dan Minahasa di Tondano.
Dalam peringatan ini, mereka juga melaksanakan acara lain diantaranya barapen Babi 4 Ekor, tarian adat, dan Ibadah HUT yang diahkiri dengan pemotongan kue bersama oleh masing-masing ketua KNPB Konsulat, Ketua Umum KNPB Konsulat, Pengurus AMPTPI, perwakilan tujuh wilayah adat satu orang dan FRI West Papua dari Manado. (*)